Menengok Rumah Tua Balla Bakka Kassi-Kassi Bulukumba

Balla Bakka Kassi-Kassi
Balla Bakka Kassi-Kassi

KABAR PEDALAMAN, (07/2017). Rumah tua ini disebut dengan BALLA BAKKA Kassi-Kassi. Sebuah rumah tua yang terletak di pinggiran pantai di Lingkungan Kassi-Kassi, Kelurahan Bonto Kamase, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah ini diperkirakan sudah berusia 200 tahun lebih (tahun 1800an).

Tiang rumah dari kayu Na’nasa/Bitti (lokal), dinding dari kayu jati, dan lantainya belum pernah diganti sejak di bangun. Hanya atapnya saja yang selalu diganti seperti saat ini. Beberapa orang (masih hidup) yang pernah tinggal di rumah tersebut mengatakan bahwa rumah itu sudah ada sebelum mereka lahir. Rumah tersebut sudah ditempati lima generasi (sekarang generasi keenam).

Menurut penjelasan Bapak Mappigau (74 tahun), rumah ini dibangun oleh kakek dan neneknya bernama Puang Tipu Daeng Mattarru bersama istrinya Puang Cugi Daeng Tasio yang berumur lebih dari 100 tahun sebelum meninggal. Bapak Mappigau pun saat ini telah memiliki banyak cucu dan cicit. Menurut seorang keturunan dari pemilik rumah tersebut, Anto menyebutkan bahwa rumah tersebut masih sangat kokoh.


Tiang dan dindingnya masih sangat keras saat diketuk-ketuk. Lebih jauh, Anto menyebutkan bahwa rumah tersebut dulunya disebut juga dengan rumah yang dihuni oleh pemerintah yang berkuasa di daerah tersebut, jauh sebelum kemerdekaan. Balla Bakka Kassi-Kassi masih mempertahankan bentuk aslinya hingga sekarang. Olehnya, terhadap orang yang paham dengan filosofi rumah orang Konjo, Bugis dan Makassar tentu akan sangat paham dengan makna-makna simbol yang melekat pada rumah tua tersebut.


Menurut Sekretaris Pemuda Pancasila Kabupaten Bulukumba, Andi Mallarangang, rumah tua, Balla Bakka Kassi-Kassi yang sangat melegenda itu harusnya diubah fungsikan menjadi semacam museum atau pusat pendidikan sejarah dan kebudayaan lokal di Bulukumba. Menurutnya, hal tersebut sangat memungkinkan jika pewaris rumah tua tersebut mau untuk menjadikannya sebagai salah satu cagar budaya.

“Sebuah rumah tua adalah saksi bisu yang kokoh atas peristiwa-peristiwa penting di Republik ini, apalagi Kassi-Kassi memang merupakan kampung yang sudah cukup tua di pesisir Bulukumba. Saya rasa jika dilakukan riset secara mendalam, bukan tidak mungkin jika rumah ini juga memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan mengingat eksistensinya yang sudah ratusan tahun. Jika rumah tua tersebut divitalisasi menjadi pusat pendidikan lokalitas, rekam jejak sejarah kampung tersebut juga akan ikut terrevitalisasi. Tentu banyak nilai dan hikmah positif yang dapat ditumbuhkan dalam jiwa masyarakat sekitar, terlebih pada kerabat atau keluarga yang berasal dari rumah tua tersebut,” jelasnya.