Politik dan Perempuan merupakan sesuatu yang selalu "seksi" dibincangkan, kapan dan di mana pun itu. Keduanya seolah tak memiliki titik usai, sebab banyak hal menarik dari kedua hal tersebut.
Badan Khusus Asrama Himpunan Mahasiswa Turatea (HPMT) Kab. Jeneponto, Kamis, 26 April menggelar dialog dengan tema Politik dan Perempuan Zaman Now di Warkop Bundu Talasalang. Dialog tersebut mencoba mengurai keterkaitan dan peran perempuan di ruang politik.
Kegaitan yang awalnya dijadwalkan pukul 19.00 itu harus molor hingga pukul 22. 24 itu menghadirkan dua pembicara, Anis Kurniawan dan Andhika Mappasomba, keduanya adalah penulis.
Anis Kurniawan mendapat kehormatan pertama menguraikan pandangannya mengenai politik. Penulis buku Politik di Sarang Penyamun itu memaparkan secara ringkas mengenai sejarah pemilu di dunia, lalu mengimbau kepada peserta dialog yang didominasi mahasiwa bahwa generasi muda harusnya memiliki cara pandang yang berbeda tentang politik.
"Generasi muda harusnya netral dalam prosesi politik, ia harus berada di poros tengah, menjadi agen penghubung antara masyarakat dan aktor politik," ujarnya.
Sementara Andhika Mappasomba lebih banyak bercerita mengenai perempuan. Menurutnya, perempuan sekarang ini adalah hamba dari produk, khususnya produk kecantika.
"Perempuan cenderung menjadi korban, misalnya jika ada foto vulgara atau video yang kurang sopan, maka perempuan cenderung menjadi korban yang dianggap tak punya lagi harga diri," tandas penulis buku Kinokot tersebut.
 |
| Anis Kurniawan dan Andhika Mappasomba |
"Saya berharap agar melalui kegiatan ini terjalin kebersamaan antara Organda dan organisasi internal kampus," tandasnya.
Kegiatan dialog tersebut berakhir pukul 23:41.