Warkop Kampoeng Kopi Maempo

Kampoeng-Kopi-Maempo
Pentas Sastra & Musikalisasi Puisi
Hadirkan nuansa Seni, Literasi dan Sastra di Kota Sungguminsa Gowa.

Warkop yang dilaunching, 11 Maret 2017 ini dikelola oleh Bram Maempo, seorang pekerja sosial dan pemerhati budaya di Gowa. Acara Launching ini dihadiri beberapa seniman muda Makassar di antaranya, cerpenis Irhyl Makkatutu dan Andhika Mappasomba, sineas Ian Kojo dan Mutmainnah, akademisi dari UIT Makassar. Kehadiran seniman ini meramaikan acara launching warkop dengan nuansa literasi tersebut untuk membacakan karya sastra dan musikalisasi puisi.

Beberapa komunitas seni pun hadir dari Makassar di antaranya dari Ipass Makassar, Talas Unismuh, IK Media, Persaudaraan Cere Buttayya, dan sebagainya.

Menurut Bram, ketertarikannya membangun Warkop dengan nuansa literasi dan sastra ini lahir dari kegelisahannya atas fenomena literasi dan sastra yang agak sepi di kota Gowa. Dirinya berharap bahwa ruang ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat Gowa untuk menyalurkan kreatifitas seninya.

“Kami menyiapkan soundsystem standar, buku-buku dan free wifi di sini. Kami melayani bukan hanya pengunjung yang ingin membeli kopi atau minuman lainnya. Kami juga menyiapkan free corner atau tempat gratis bagi pengunjung untuk memanfaatkan wifi dan buku bacaan”, jelas Bram.

Kampoeng-Kopi-Maempo
Bram Maempo, penggagas Warkop Seni Sastra & Literasi Kampoeng Kopi Maempo
Lebih jauh, Bram mengatakan bahwa di Kampung Kopi Maempo, juga disiapkan ruang bagi masyarakat luas untuk belajar secara gratis pengelolaan sampah daur ulang. Kegiatan ini akan didampingi langsung oleh Bram. Bram berharap bahwa ruang ini bisa berkontribusi untuk pengembangan diri pemuda atau pengunjung untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi benda yang bermanfaat secara ekonomis.

Warkop yang terletak di jalan Sirajuddin Rani no. 43 Bonto-Bonto, Sungguminasa, Gowa ini buka dari pukul 07. 00 pagi hingga dinihari. Harga minumannya pun sangat terjangkau. Hanya berkisar antara Rp 10. 000 hingga Rp 15.000.

Kampoeng-Kopi-Maempo-4
Kampoeng Kopi Maempo
“Siapapun bisa datang. Baik pribadi mau pun komunitas. Ada free space bagi yang tidak ingin membeli makanan atau minuman. Ada panggung musik dan baca puisi. Ada free corner untuk pembaca buku. Saya yakin ruang baru ini akan sangat membantu “Gowa” dalam pengembangan sumber daya manusia dan menghidupkan ruang literasi dan sastra bagi masyarakat," tutupnya.

Kampoeng-Kopi-Maempo-3
Bram Maempo bersama cerpenis Irhyl R Makkatutu